BAGI PARA SAHABAT YANG INGIN MENGAPLOAD FOTO-FOTO KARYA DAN YANG LAINYA BOLEH LANGSUNG KIRIM KE gedungf@gmail.com, MA ACIH YA...

Events futurisick,rewindart&tangerang attack



21 Desember 2011 pukul 15:00 sampai 23 Desember 2011 pukul 21:30
Tempat
KAMPUS A UNJ JURUSAN SENI RUPA

Cuci Otak: Mengkaji Bentuk Presentasi dan Relevansi Keberhasilan Performance Art
Mencuci berarti membersihkan atau membuat bersih agar terlihat baru. Semua yang ingin terlihat baru tentunya harus mengalami pembersihan dari nilai-nilai yang lama atau dengan kata lain diper...lukan adanya pembaruan. Pembaruan tak semudah membalik telapak tangan, diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai yang dianggap baru. Mencuci otak dengan paradigma baru sebagai bentuk refresh atau mungkin pembantahan.
Kebosanan dalam pola-pola performance art tentu dirasakan benar para pelaku perform, jelas dengan diperlihatkannya berbagai eksplorasi dalam teknik, gaya pengungkapan, interaksi, serta medium yang dipergunakan. Pencarian ini adalah sebuah titik jenuh yang nantinya akan menjadi penemuan pola-pola baru dalam performance art. Berbagai medium baru telah banyak diperlihatkan dalam beberapa presentasi perform, mengingat karena performance art juga lahir karena adanya pertemuan berbagai disiplin dalam seni. Seperti penggunaan musik atau audio dalam perhelatan performance beberapa tahun ini menjadi sebuah gaya perform yang dominan. Penggunaan LCD proyektor juga pernah dilakukan sebagai interaksi visual yang fiktif terhadap tubuh atau latar.
Tema-tema performa yang dihadirkan sangat variatif dan masih berkutat pada refleksi personal, imaji absurditas, sosial-politik, juga memorabilia. Hal ini adalah bentuk rekonstruksi ulang atas memori, emosi, argumen, dan imaji yang diungkapkan kembali dengan bayang-bayang realitas dalam dirinya untuk dirasakan kembali pada audiens. Rekonstruksi ini sangat berpotensi memproduksi makna baru dengan mendekonstruksi realitas sosial dan pemahaman seni rupa itu sendiri. Hal ini sangatlah wajar karena ranah seni perform masih cenderung kontemporer. Kontemporer lebih merujuk pada prinsip-prinsip mengkritik, memperluas, bahkan menihilkan prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya1.
Interaksi dengan audiens pada performance art mulai mendominasi sebagai bentuk transfer pengalaman batin yang aktual. Penampilan ini adalah bentuk keterbukaan antara personal dan publik dalam meleburkan batas-batas pengalaman dan pengetahuan melalui narasi yang imajinatif. Dalam situasi dengan teknik seperti ini, dapat terjadi peristiwa yang unik dan berkesan mendalam sehingga audiens berhasil dipersuasi untuk mengamati dan mengalami tiap detail presentasi perform. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perform ini berhasil karena karya performance yang baik adalah karya yang berhasil memukau audiens. Kemampuan memukau audiens adalah kemampuan menguasai ruang. Audiens yang dimaksud bukan hanya publik yang hadir langsung pada saat presentasi, melainkan juga publik di masa datang. Inilah alasan betapa pentingnya sebuah presentasi perform untuk didokumentasikan, tak hanya foto namun juga video.

Pendokumentasian menjadi bentuk kesadaran dalam beberapa presentasi perform sebagai peristiwa yang hanya terjadi sekali, pada saat itu saja. Karya performance memang bisa dipresentasikan berkali-kali. Namun setiap presentasi selalu terikat pada ruang-waktu yang spesifik. Hingga presentasi kedua, ketiga, dan seterusnya, merupakan karya yang tidak lagi sama, karena ruang-waktunya berbeda. Nilai lebihnya adalah hasil dokumentasi dapat dipresentasikan kembali sebagai video-performance dan sangat mungkin untuk masuk ke dalam ruang pamer. Presentasi video-performance memang tidak memperlihatkan tubuh secara langsung namun emosi dan nilai pertunjukannya tetap dapat dirasakan melalui tampilan visual proyektor.
Orisinalitas dan perencanaan juga layak diperhatikan dalam perkembangan performance art. Sebagai sebuah seni avant garde , nilai-nilai orisinalitas dan keseriusan performance art berfungsi sebagai agen perubahan di masyarakat. Performance art lahir sebagai seni kontemporer yang didorong oleh post modern, maka dilihat dari sifatnya secara utuh mengikuti seluruh sifat dan karakter dari post modern itu sendiri. Salah satunya adalah adanya kebuntuan pemilahan antara seni dan budaya popular. Tidak ada batas yang pasti, karena posmo memang tidak percaya pada kebenaran tunggal. Tidak mengakui “genue seni” lebih tinggi atau serius dari seni yang lainnya, semua dianggap punya nilai sendiri yang harus dihormati. Semua merupakan hasil pekerjaan manusia, sebuah transformasi lingkungan material lewat kerja manusia, bukannya buah dari praktik mistis para jenius. Oleh karena itu, penjabaran, pemilahan antara seni dan budaya popular mau-pun persilangan di antara keduanya sudah semakin menyebar2.
Angga Cipta, November 2011






OTAK KANAN PROUDLY PRESENT :
TANGERANG ATTACK
GATHERING GRAFFITI
18 DESEMBER 2011
SPOT AT PADASUKA 1 PABUARAN TUMPENG TANGERANG
IDR 20.000 INCLUDE SNACK
INFO 082123912846//25F7DDB0

Tidak ada komentar: